Kejelian konsumen penting artinya dalam menghindari makanan yang tak
layak konsumsi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan masyarakat atau
konsumen adalah ketelitian dalam memilih kemasan yang aman untuk
kesehatan.
Masyarakat juga harus pintar dalam memilih makanan dalam kemasan serta bijaksana menggunakan kemasan yang aman, karena hal ini merupakan salah satu bentuk pengawasan terhadap kemasan pangan.
Menurut Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mustofa, ada beberapa kiat sederhana bagi konsumen dalam menggunakan kemasan pangan yang aman.
Pertama, jangan menggunakan kantong plastik kresek hitam untuk mengemas makanan. Kedua, kurangi penggunaan kemasan pangan yang terbuat dari plastik untuk pangan berminyak atau berlemak. Ketiga, jangan gunakan kemasan plastik dalam microwave kecuali sesuai anjuran, dan keempat jangan gunakan kemasan pangan yang rusak atau berubah bentuk.
Selain itu, kata Mustofa, ada juga sejumlah tips memilih kemasan pangan. Pertama, utamakan menggunakan kemasan yang terbuat dari kaca atau keramik. Kedua, pilih kemasan yang mencantumkan logo tara pangan dan kode daur ulang, Ketiga pilih kemasan yang warnanya tidak mencolok. Keempat, ikuti petunjuk pemakain yang disarankan produsen, dan kelima jangan terkecoh dengan harga yang murah. Keenam, hindari penggunaan plastik untuk merebus, dan jangan menggunakan botol susu untuk sterilisasi.
Mustofta juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli dengan alat-alat rumah tangga yang digunakan sebagai kemasan pangan itu sendiri.
"Sebaiknya jangan merebus botol susu anak untuk alasan sterilisasi, cukup dengan menyiramnya saja dengan air panas. Selain itu, jangan gunakan sikat kawat untuk menyikat botol agar tidak merusak lapisan kemasan botol" terang Mustofa.
Ia menjelaskan, ada beberapa cara perpindahan (migrasi) zat dalam kemasan yang berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap makanan. Migrasi tersebut di antaranya adalah permeasi atau perpindahan molekul gas dan cairan berlangsung dua arah, dan sorpsi atau perpindahan komponen pangan ke dalam makanan.
Masyarakat juga harus pintar dalam memilih makanan dalam kemasan serta bijaksana menggunakan kemasan yang aman, karena hal ini merupakan salah satu bentuk pengawasan terhadap kemasan pangan.
Menurut Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mustofa, ada beberapa kiat sederhana bagi konsumen dalam menggunakan kemasan pangan yang aman.
Pertama, jangan menggunakan kantong plastik kresek hitam untuk mengemas makanan. Kedua, kurangi penggunaan kemasan pangan yang terbuat dari plastik untuk pangan berminyak atau berlemak. Ketiga, jangan gunakan kemasan plastik dalam microwave kecuali sesuai anjuran, dan keempat jangan gunakan kemasan pangan yang rusak atau berubah bentuk.
Selain itu, kata Mustofa, ada juga sejumlah tips memilih kemasan pangan. Pertama, utamakan menggunakan kemasan yang terbuat dari kaca atau keramik. Kedua, pilih kemasan yang mencantumkan logo tara pangan dan kode daur ulang, Ketiga pilih kemasan yang warnanya tidak mencolok. Keempat, ikuti petunjuk pemakain yang disarankan produsen, dan kelima jangan terkecoh dengan harga yang murah. Keenam, hindari penggunaan plastik untuk merebus, dan jangan menggunakan botol susu untuk sterilisasi.
Mustofta juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli dengan alat-alat rumah tangga yang digunakan sebagai kemasan pangan itu sendiri.
"Sebaiknya jangan merebus botol susu anak untuk alasan sterilisasi, cukup dengan menyiramnya saja dengan air panas. Selain itu, jangan gunakan sikat kawat untuk menyikat botol agar tidak merusak lapisan kemasan botol" terang Mustofa.
Ia menjelaskan, ada beberapa cara perpindahan (migrasi) zat dalam kemasan yang berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap makanan. Migrasi tersebut di antaranya adalah permeasi atau perpindahan molekul gas dan cairan berlangsung dua arah, dan sorpsi atau perpindahan komponen pangan ke dalam makanan.
Terima kasih untuk kiat-kiat menggunakan Dus Makanan nya :)
BalasHapusterima kasih kembali gan..
Hapussemoga bermanfaat :)