Banyak teori, buku dan film tentang masa depan telah dibuat. Sebagian
membuat kita menaruh harapan, sebagian justru membuat kita merinding.
Namun sejujurnya, kita tidak akan pernah mengetahui persis apa yang akan
terjadi dalam 50 tahun mendatang. Jika anda berpikir pernikahan kaum
gay adalah topik yang paling kontroversial, berarti anda belum melihat
yang satu ini.
10. Kematian Kebebasan Pribadi

Anda telah mendengar tentang Google Glass. Ini adalah komputer yang
dapat dikenakan pada manusia dan sekilas terlihat seperti sebuah
kacamata. Sebagian orang menyebutnya kacamata masa depan. Mengapa
demikian? Karena dalam sekejap mata, alat ini mampu mengambil gambar,
video atau melakukan banyak hal pintar lainnya. Dan ini bisa membuat
hubungan sosialita menjadi lebih menjijikkan.
Masalahnya berasal dari teknologi pengenalan wajah. Penelitian telah
menunjukkan bahwa teknologi ini dapat memilih orang-orang untuk keluar
dari kerumunan dan menarik hampir apapun pada mereka – mulai dari gambar
Facebook, nomor jaminan sosial, profil Linkedin dan banyak lagi,
sehingga memiliki potensi besar untuk disalahgunakan, tetapi lebih dari
itu, bisa dibayangkan berarti kematian kebebasan pribadi (privasi).
Bayangkan sebuah dunia di mana setiap orang yang berpapasan dengan
anda, mereka dalam waktu singkat dapat mengetahui semua hal tentang
anda, mulai dari alamat, nomor telepon sampai ke hal-hal yang sangat
pribadi dan mungkin memalukan. Teman, kolega dan semua anggota keluarga
anda akan terungkap, termasuk hal-hal yang anda rahasiakan selama ini
dimana orang lain tidak boleh mengetahuinya. Terdengar seperti mimpi
buruk? Nah, saat seseorang menggabungkan perangkat lunak pengenalan
wajah dengan sesuatu seperti Google Glass, mimpi buruk tersebut mungkin
akan menjadi kenyataan. Google sendiri saat ini menentang gagasan itu,
tapi potensi itu dapat muncul suatu hari nanti . . . siapa yang tahu?
Dan ketika itu terjadi, anda dapat mempersiapkan diri untuk ikut
terlibat dalam perdebatan etika atau privasi.
9. Nasib Para Pengungsi Iklim Global

Meskipun anda berpikir bahwa perubahan iklim global yang diakibatkan
oleh ulah manusia adalah omong kasing, namun tidak mungkin untuk
menyangkal fakta bahwa planet ini semakin panas. Saat ini, kita berada
dalam bencana karena kenaikan suhu yang hampir pasti mengenai seluruh
negara dan membuat jutaan orang tergusur. Jadi pertanyaannya adalah:
kemana semua orang-orang ini akan pergi?
Ini bukan hanya isu di kalangan akademis. Di suatu tempat seperti
Bangladesh, akan menghadapi kemungkinan yang sangat nyata negara ini
lenyap dalam 50 tahun ke depan, karena secara bertahap sekitar 30 juta
orang penduduknya akan mengungsi ke suatu tempat. Rasanya tidak mungkin
bagi pemerintah Bangladesh mampu mengatasi permasalahan ini. Jadi kemana
mereka akan pergi? India? Tebakan bagus, tetapi India sudah membangun
pagar kawat berduri khusus untuk menjaga orang-orang terlantar dari
Bangladesh keluar. China? Yang benar saja. Jadi di mana?
Jawabannya adalah: Kita tidak tahu. Dan itu hanya salah satu sudut di
Asia. Penelitian menunjukkan di mana saja, mulai dari 150 juta hingga
satu miliar orang bisa menjadi pengungsi iklim global. Dengan jumlah
yang luar biasa dari orang-orang yang tiba-tiba kehilangan tempat
tinggal, hal-hal yang sangat buruk bisa saja mulai terjadi.
8. Siapa yang Memiliki Ruang Angkasa?

Sepertinya pertanyaan bodoh, pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh
anak SD: “Siapa yang memiliki ruang angkasa?” Tapi kebodohan ini
sebenarnya lebih rumit dari yang anda pikirkan. Dan mungkin saja akan
menjadi materi utama perdebatan yang sengit.
Planetary Resources adalah perusahaan yang dimiliki oleh (antara
lain) James Cameron dan Larry Page. Didirikan untuk tujuan tunggal yaitu
menambang asteroid demi mineral berharga. Setelah mendapatkan teknologi
yang dibutuhkan, ini adalah rencana yang bernilai miliaran dollar. Tapi
tidak ada yang tahu apakah rencana ini legal atau tidak. Pertempuran
besar sudah terjadi untuk menentukan apakah Cameron dan teman-temannya
melanggar hukum internasional dengan manaruh klaim ke asteroid.
Berkilas balik, pada tahun 1967, sebagian besar negara menandatangani
Perjanjian Luar Angkasa, yang menyatakan bahwa tidak ada bangsa yang
dapat mengklaim setiap “benda langit.” Planetary Resources bukanlah
bangsa melainkan perusahaan. Pengacara mereka berpendapat bahwa preseden
tersebut sudah terjadi dengan dijual-belikannya batu bulan, sehingga
asteroid seharusnya jadi permainan yang adil, sebuah klaim dimana hukum
telah dibeli. Jika tim kuasa hukum Cameron menang, masa depan eksplorasi
ruang angkasa mungkin akan menyebar hingga ke tepi tata surya, dengan
tujuan tunggal meraih kekayaan sebanyak mungkin. Sebaliknya jika mereka
kalah, seluruh ruang angkasa akan tetap seperti apa adanya saat ini,
bebas dari motif keuntungan. Dengan Planetary Resources ingin memulai
penambangan luar angkasa pada tahun 2030, itu adalah pilihan yang harus
kita putuskan segera.
7. Tua vs Muda

Terima kasih kepada dekade perawatan medis canggih dan sanitasi
modern, sehingga sebagian besar dari kita bisa hidup lebih lama dan
lebih lama lagi. Bahkan, generasi Baby Boomer saat ini dapat
mengharapkan untuk melewati usia pensiun yang panjang. Di Jepang sudah
ada hampir tiga pensiunan untuk setiap anak di bawah 15, dimana empat
dari 10 penduduk Jepang diperkirakan akan mencapai usia lebih dari 65
tahun pada tahun 2050. Dan biaya pensiun dari orang-orang ini jelas akan
menjadi sangat besar.
Di Inggris, diperkirakan bahwa pengeluaran para pensiunan akan
mencapai seperlima dari PDB pada 2060 – sebuah jumlah yang pada dasarnya
tidak dapat disokong. Para ekonom di Eropa saat ini memprediksi abad
pertumbuhan lamban berkat pergeseran demografis ini. Sementara di
Amerika, pemerintah dihadapkan dengan pilihan belanja sekarang, atau
kehilangan lebih ketika Baby Boomers mulai menyerah pada penyakit
kronis. Ini adalah masalah yang berpotensi menimbulkan gejolak sosial
yang sangat besar, karena politisi mulai memotong dana pelayanan publik
bagi kaum muda atau mengundang imigran dalam jumlah besar imigran untuk
membayar luapan pensiunan aktif ini secara ekonomi. Apakah masa depan
kita menjadi kompetisi antara muda dan tua? Hanya waktu yang tahu.
6. Penyalahgunaan Virtual

Akhir tahun lalu, dua peneliti Belanda melayangkan ide kontroversial
tentang bagaimana kita bisa berurusan dengan pedofilia di masa depan.
Mengingat bahwa para penyalahguna akan mencari video anak-anak yang
dieksploitasi, mereka beralasan lebih baik untuk melegalkan alternatif
buatan daripada membiarkan pasar tumbuh untuk pelecehan anak-anak ini.
Untuk tujuan tersebut, mereka menyarankan pemerintah untuk mulai membuat
dan diam-diam memasarkan pornografi anak virtual.
Jika anda seperti kebanyakan orang, reaksi anda ketika membaca hal
itu mungkin langsung merasa jijik. Tapi coba pikirkan kembali, jika
terbukti bahwa jenis tertentu dari pedofil cenderung menyalahgunakan
seseorang dengan cara seperti itu, bukankah akan masuk akal untuk
memberikannya kepada mereka? Meskipun mungkin melawan setiap insting
yang kita miliki, setidaknya ada baiknya kita mencoba? Atau apakah
penciptaan sederhana dari gambar-gambar ini menjadi peregangan etis yang
terlalu jauh? Karena CGI (kecerdasan buatan) semakin canggih dan
menjadi semakin menyerupai manusia serta pemahaman ilmiah kita tentang
seksualitas manusia terus berkembang, kemungkinan bahwa masalah ini akan
muncul kembali akan semakin membesar.
5. Sebuah Perjalanan yang Mematikan

Anda mungkin masih ingat ketika fiksi ilmiah memperlihatkan banyak
janji mulia bahwa kita akan memiliki koloni di Mars suatu saat nanti.
Ada alasan yang sangat baik mengapa kita tidak melakukan perjalanan ke
Mars saat ini. Teknologi yang kita miliki sekarang belum cukup untuk
melindungi anda dari
kematian.
Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan ledakan besar dari radiasi
matahari yang akan memusnahkan awak para penjelajah Mars. Tidak
mengherankan jika NASA tidak terlalu berminat untuk mengambil resiko
tersebut dan menolak untuk mengirim astronot kesana. Tapi ada satu hal:
perusahaan swasta tidak memiliki keraguan semacam itu. Dan itulah
masalahnya – bisakah kita benar-benar mengirim orang menuju kematian
yang hampir pasti, bahkan jika mereka ingin pergi?
Sekarang, jawaban yang pasti adalah “ya.” Eksplorasi telah lama
diidentikkan dengan pemberani nekat yang mempertaruhkan nyawa dan
anggota tubuhnya untuk membawa ilmu pengetahuan baru. Tapi pernahkah
anda menyadari bahwa telah terjadi bencana besar ketika mengeksplorasi
ruang angkasa beberapa dekade lalu. Ingat bencana Hindenburg? Kala itu
balon udara zeppelin meledak dan terbakar di udara membunuh seluruh
penumpang dan awak, padahal telah diobservasi menjadi transportasi udara
paling aman dan nyaman dibanding yang lain. Kemudian bencana pesawat
ulang alik Challenger tahun 1986. Apa yang akan dilakukan oleh beberapa
awak nanti berjuta-juta mil jauhnya dari rumah untuk mengeksplorasi
ruang angkasa? Coba tebak? Mungkin pada tahun 2018 kita akan menemukan
jawabannya.
4. Perebutan Sumber Daya Alam Secara Global

Rasanya kepala kita tidak bisa berpikir lebih jauh, memikirkan
bagaimana dunia yang kita tinggali ini memiliki persediaan air, makanan,
dan energi yang semakin menipis dan pemerintah harus bermain kotor
untuk tetap memenuhi kebutuhan penduduknya. Menurut para ahli, skenario
mimpi buruk ini akan terjadi tidak lama lagi dan kita tidak memiliki
pilihan.
Sekarang ini masalahnya akan menjadi semakin besar dan besar. Mantan
kepala penasihat ilmiah di Inggris baru-baru ini mencatat bahwa
pemerintah sudah berpartisipasi dalam perampasan tanah untuk mengamankan
hak-hak pertambangan. Ketika pertempuran untuk mengamankan pasokan air
dan makanan telah benar-benar kick off (dimulai), kita akan memiliki
dilema etika. Di satu sisi, mungkin akan mustahil untuk tetap menjadi
pemain global utama tanpa menjadi semakin tak berperasaan. Gagasan
seperti merawat kaum miskin, penegakan demokrasi, dan menghormati negara
berdaulat mungkin harus diabaikan jika kita ingin hidup di atas
permainan ekonomi – sebuah proses dimana para politisi menyebutnya
sebagai “menjadi lebih seperti China.” Di sisi lain, jika kita
memutuskan untuk mempertahankan rasa belas kasihan, kita mungkin berada
dalam situasi dimana mantan negara adidaya sudah tidak berada lagi di
pentas panggung dunia. Jika anda berpikir krisis ekonomi terpolarisasi
opini publik, tunggu sampai kebenaran berita ini terjadi. Ini akan
menjadi pertempuran demi masa depan dan eksistensi bangsa – dengan mata
pencarian dari negara kita menjadi taruhannya.
3. Masa Depan Seks

Sejak manusia gua pertama kali menggunakan alat pertamanya untuk
mengukir sesuatu yang berbau porno menjijikkan, sudah jelas bahwa
sejarah manusia sebagian besar terdiri dari pemanfaatan teknologi baru
untuk kepuasan seksual. Fotografi, sinematografi, internet, karet
vulkanisir, dan mesin cetak, semua disalahgunakan sedemikian rupa tak
berapa lama setelah ditemukan, dan masa depan pun sepertinya tidak akan
ada yang berbeda. Bedanya secara visual akan terlihat lebih berkualitas.
Lebih jelasnya, saat ini kita sedang berbicara tentang robot
pelacur,
suatu konsep yang begitu menggelikan. Ini bukan hanya sekedar
kata-kata. Ada kemungkinan yang sangat nyata bahwa tahun 2050 bisa
menjadi sebuah dunia di mana prostitusi melibatkan manipulasi dalam
kecerdasan buatan dan robotika untuk tujuan kesenangan. Saat ini kita
telah membuat komputer yang hampir secerdas otak manusia, dan mungkin
pada tahun 2030 komputer sudah menyamai kecerdasan kita. Coba bayangkan
kemajuan yang besar dalam robotika ini dimanfaatkan oleh para pengusaha
busuk untuk membuat tempat prostitusi otomatis yang pertama. Pada saat
itu, akan terjadi benturan budaya. Ketika mesin bisa bermain dengan
setiap fantasi kita, apakah kita menyambutnya dengan suka cita? Ataukah
akan terjadi pertentangan besar-besaran yang mengerikan dari para
penjaga moral? Seluruh pemahaman kita tentang seksualitas manusia
mungkin akan berubah dalam waktu singkat, dan dampak dari pergeseran
tersebut pasti akan sangat besar.
2. Masa Depan Makanan

Krisis daging mengacu pada cara kita secara global mencintai daging
yang akhirnya dapat membawa malapetaka bagi seisi planet. Mulai negara
maju hingga negara berkembang, konsumsi daging terus meningkat, dari
rata-rata 20 kg per orang pada tahun 1990, sampai diprediksi 50 kg pada
tahun 2030. Sejak kira-kira sepertiga dari tanah yang dapat digunakan di
planet ini disisihkan untuk memelihara ternak, maka persediaan daging
mulai melimpah. Kecuali kita ingin memperburuk perebutan sumber daya,
kita harus mulai mencari alternatif – dan di sanalah kontroversi mulai
masuk.
Banyak dari kita hidup dalam budaya yang benar-benar tidak menyukai
gangguan dengan pilihan makanan kita. Ketika NYC berusaha untuk
membatasi penjualan secara besar-besasan soda tahun lalu, reaksi yang
terjadi sangat mengerikan. Jadi apa yang anda pikir akan terjadi ketika
pemerintah mulai mendorong adanya daging buatan pada kita? Prediksi:
orang akan merespon dengan cara yang sama persis setiap kali ada yang
mencoba mendorong seseorang dengan sesuatu. Mereka akan bertahan dan
bahkan mendorong balik dengan banyak kemarahan.
1. Kemiskinan Masal

Tinggal di negara-negara kaya dengan kelas menengah yang sedang
berkembang, mungkin kebanyakan dari kita telah terbiasa membaca hal ini
dengan tingkat kenyamanan tertentu. Namun, di Eropa dan Amerika, semua
stabilitas tersebut akhirnya mulai memudar.
Dalam penelitian terbaru, Palang Merah Internasional menyatakan bahwa
“sementara benua lain berhasil mengurangi kemiskinan, kemiskinan di
Eropa justru bertambah,” sebelum ada catatan yang mengatakan bahwa masa
depan Uni Eropa mungkin akan terjadi eksodus masal dan kemiskinan yang
merata. Di benua seberang, sekitar setengah dari semua orang Amerika
saat ini tinggal dalam batas kemiskinan, dan tren penurunan ini tidak
menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Sebagaimana kehidupan perlahan-lahan
menjadi lebih baik bagi orang-orang di negara berkembang, kehidupan
justru akan semakin buruk bagi negara-negara Barat, dan tampaknya itu
adalah sesuatu yang kita akan harus membiasakan diri. Sekarang ini
menjadi perdebatan bahwa sebagian besar anak-anak kelas menengah saat
ini akan lebih buruk daripada orang tua mereka, sementara mereka yang
berada di bagian bawah akan lebih buruk dari sebelumnya.
Dalam dekade yang tidak lama lagi, semua mimpi-mimpi kemakmuran dan
peningkatan kelas sosial akan benar-benar menjadi mimpi. Dan itu akan
menciptakan masa depan yang suram bagi banyak orang. Apakah kita akan
melihat eksodus masal para kaum muda dan berbakat, seperti Portugal?
Atau hanya akan ada kemarahan yang meluas dan menyebar pada
ketidakadilan hidup? Saat ini kita tidak tahu.