Banyak teori, buku dan film tentang masa depan telah dibuat. Sebagian
membuat kita menaruh harapan, sebagian justru membuat kita merinding.
Namun sejujurnya, kita tidak akan pernah mengetahui persis apa yang akan
terjadi dalam 50 tahun mendatang. Jika anda berpikir pernikahan kaum
gay adalah topik yang paling kontroversial, berarti anda belum melihat
yang satu ini.
10. Kematian Kebebasan Pribadi
Anda telah mendengar tentang Google Glass. Ini adalah komputer yang dapat dikenakan pada manusia dan sekilas terlihat seperti sebuah kacamata. Sebagian orang menyebutnya kacamata masa depan. Mengapa demikian? Karena dalam sekejap mata, alat ini mampu mengambil gambar, video atau melakukan banyak hal pintar lainnya. Dan ini bisa membuat hubungan sosialita menjadi lebih menjijikkan.
Masalahnya berasal dari teknologi pengenalan wajah. Penelitian telah menunjukkan bahwa teknologi ini dapat memilih orang-orang untuk keluar dari kerumunan dan menarik hampir apapun pada mereka – mulai dari gambar Facebook, nomor jaminan sosial, profil Linkedin dan banyak lagi, sehingga memiliki potensi besar untuk disalahgunakan, tetapi lebih dari itu, bisa dibayangkan berarti kematian kebebasan pribadi (privasi).
Bayangkan sebuah dunia di mana setiap orang yang berpapasan dengan anda, mereka dalam waktu singkat dapat mengetahui semua hal tentang anda, mulai dari alamat, nomor telepon sampai ke hal-hal yang sangat pribadi dan mungkin memalukan. Teman, kolega dan semua anggota keluarga anda akan terungkap, termasuk hal-hal yang anda rahasiakan selama ini dimana orang lain tidak boleh mengetahuinya. Terdengar seperti mimpi buruk? Nah, saat seseorang menggabungkan perangkat lunak pengenalan wajah dengan sesuatu seperti Google Glass, mimpi buruk tersebut mungkin akan menjadi kenyataan. Google sendiri saat ini menentang gagasan itu, tapi potensi itu dapat muncul suatu hari nanti . . . siapa yang tahu? Dan ketika itu terjadi, anda dapat mempersiapkan diri untuk ikut terlibat dalam perdebatan etika atau privasi.
9. Nasib Para Pengungsi Iklim Global
Meskipun anda berpikir bahwa perubahan iklim global yang diakibatkan oleh ulah manusia adalah omong kasing, namun tidak mungkin untuk menyangkal fakta bahwa planet ini semakin panas. Saat ini, kita berada dalam bencana karena kenaikan suhu yang hampir pasti mengenai seluruh negara dan membuat jutaan orang tergusur. Jadi pertanyaannya adalah: kemana semua orang-orang ini akan pergi?
Ini bukan hanya isu di kalangan akademis. Di suatu tempat seperti Bangladesh, akan menghadapi kemungkinan yang sangat nyata negara ini lenyap dalam 50 tahun ke depan, karena secara bertahap sekitar 30 juta orang penduduknya akan mengungsi ke suatu tempat. Rasanya tidak mungkin bagi pemerintah Bangladesh mampu mengatasi permasalahan ini. Jadi kemana mereka akan pergi? India? Tebakan bagus, tetapi India sudah membangun pagar kawat berduri khusus untuk menjaga orang-orang terlantar dari Bangladesh keluar. China? Yang benar saja. Jadi di mana?
Jawabannya adalah: Kita tidak tahu. Dan itu hanya salah satu sudut di Asia. Penelitian menunjukkan di mana saja, mulai dari 150 juta hingga satu miliar orang bisa menjadi pengungsi iklim global. Dengan jumlah yang luar biasa dari orang-orang yang tiba-tiba kehilangan tempat tinggal, hal-hal yang sangat buruk bisa saja mulai terjadi.
8. Siapa yang Memiliki Ruang Angkasa?
Sepertinya pertanyaan bodoh, pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh anak SD: “Siapa yang memiliki ruang angkasa?” Tapi kebodohan ini sebenarnya lebih rumit dari yang anda pikirkan. Dan mungkin saja akan menjadi materi utama perdebatan yang sengit.
Planetary Resources adalah perusahaan yang dimiliki oleh (antara lain) James Cameron dan Larry Page. Didirikan untuk tujuan tunggal yaitu menambang asteroid demi mineral berharga. Setelah mendapatkan teknologi yang dibutuhkan, ini adalah rencana yang bernilai miliaran dollar. Tapi tidak ada yang tahu apakah rencana ini legal atau tidak. Pertempuran besar sudah terjadi untuk menentukan apakah Cameron dan teman-temannya melanggar hukum internasional dengan manaruh klaim ke asteroid.
Berkilas balik, pada tahun 1967, sebagian besar negara menandatangani Perjanjian Luar Angkasa, yang menyatakan bahwa tidak ada bangsa yang dapat mengklaim setiap “benda langit.” Planetary Resources bukanlah bangsa melainkan perusahaan. Pengacara mereka berpendapat bahwa preseden tersebut sudah terjadi dengan dijual-belikannya batu bulan, sehingga asteroid seharusnya jadi permainan yang adil, sebuah klaim dimana hukum telah dibeli. Jika tim kuasa hukum Cameron menang, masa depan eksplorasi ruang angkasa mungkin akan menyebar hingga ke tepi tata surya, dengan tujuan tunggal meraih kekayaan sebanyak mungkin. Sebaliknya jika mereka kalah, seluruh ruang angkasa akan tetap seperti apa adanya saat ini, bebas dari motif keuntungan. Dengan Planetary Resources ingin memulai penambangan luar angkasa pada tahun 2030, itu adalah pilihan yang harus kita putuskan segera.
7. Tua vs Muda
Terima kasih kepada dekade perawatan medis canggih dan sanitasi modern, sehingga sebagian besar dari kita bisa hidup lebih lama dan lebih lama lagi. Bahkan, generasi Baby Boomer saat ini dapat mengharapkan untuk melewati usia pensiun yang panjang. Di Jepang sudah ada hampir tiga pensiunan untuk setiap anak di bawah 15, dimana empat dari 10 penduduk Jepang diperkirakan akan mencapai usia lebih dari 65 tahun pada tahun 2050. Dan biaya pensiun dari orang-orang ini jelas akan menjadi sangat besar.
Di Inggris, diperkirakan bahwa pengeluaran para pensiunan akan mencapai seperlima dari PDB pada 2060 – sebuah jumlah yang pada dasarnya tidak dapat disokong. Para ekonom di Eropa saat ini memprediksi abad pertumbuhan lamban berkat pergeseran demografis ini. Sementara di Amerika, pemerintah dihadapkan dengan pilihan belanja sekarang, atau kehilangan lebih ketika Baby Boomers mulai menyerah pada penyakit kronis. Ini adalah masalah yang berpotensi menimbulkan gejolak sosial yang sangat besar, karena politisi mulai memotong dana pelayanan publik bagi kaum muda atau mengundang imigran dalam jumlah besar imigran untuk membayar luapan pensiunan aktif ini secara ekonomi. Apakah masa depan kita menjadi kompetisi antara muda dan tua? Hanya waktu yang tahu.
6. Penyalahgunaan Virtual
Akhir tahun lalu, dua peneliti Belanda melayangkan ide kontroversial tentang bagaimana kita bisa berurusan dengan pedofilia di masa depan. Mengingat bahwa para penyalahguna akan mencari video anak-anak yang dieksploitasi, mereka beralasan lebih baik untuk melegalkan alternatif buatan daripada membiarkan pasar tumbuh untuk pelecehan anak-anak ini. Untuk tujuan tersebut, mereka menyarankan pemerintah untuk mulai membuat dan diam-diam memasarkan pornografi anak virtual.
Jika anda seperti kebanyakan orang, reaksi anda ketika membaca hal itu mungkin langsung merasa jijik. Tapi coba pikirkan kembali, jika terbukti bahwa jenis tertentu dari pedofil cenderung menyalahgunakan seseorang dengan cara seperti itu, bukankah akan masuk akal untuk memberikannya kepada mereka? Meskipun mungkin melawan setiap insting yang kita miliki, setidaknya ada baiknya kita mencoba? Atau apakah penciptaan sederhana dari gambar-gambar ini menjadi peregangan etis yang terlalu jauh? Karena CGI (kecerdasan buatan) semakin canggih dan menjadi semakin menyerupai manusia serta pemahaman ilmiah kita tentang seksualitas manusia terus berkembang, kemungkinan bahwa masalah ini akan muncul kembali akan semakin membesar.
5. Sebuah Perjalanan yang Mematikan
Anda mungkin masih ingat ketika fiksi ilmiah memperlihatkan banyak janji mulia bahwa kita akan memiliki koloni di Mars suatu saat nanti. Ada alasan yang sangat baik mengapa kita tidak melakukan perjalanan ke Mars saat ini. Teknologi yang kita miliki sekarang belum cukup untuk melindungi anda dari kematian. Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan ledakan besar dari radiasi matahari yang akan memusnahkan awak para penjelajah Mars. Tidak mengherankan jika NASA tidak terlalu berminat untuk mengambil resiko tersebut dan menolak untuk mengirim astronot kesana. Tapi ada satu hal: perusahaan swasta tidak memiliki keraguan semacam itu. Dan itulah masalahnya – bisakah kita benar-benar mengirim orang menuju kematian yang hampir pasti, bahkan jika mereka ingin pergi?
Sekarang, jawaban yang pasti adalah “ya.” Eksplorasi telah lama diidentikkan dengan pemberani nekat yang mempertaruhkan nyawa dan anggota tubuhnya untuk membawa ilmu pengetahuan baru. Tapi pernahkah anda menyadari bahwa telah terjadi bencana besar ketika mengeksplorasi ruang angkasa beberapa dekade lalu. Ingat bencana Hindenburg? Kala itu balon udara zeppelin meledak dan terbakar di udara membunuh seluruh penumpang dan awak, padahal telah diobservasi menjadi transportasi udara paling aman dan nyaman dibanding yang lain. Kemudian bencana pesawat ulang alik Challenger tahun 1986. Apa yang akan dilakukan oleh beberapa awak nanti berjuta-juta mil jauhnya dari rumah untuk mengeksplorasi ruang angkasa? Coba tebak? Mungkin pada tahun 2018 kita akan menemukan jawabannya.
4. Perebutan Sumber Daya Alam Secara Global
Rasanya kepala kita tidak bisa berpikir lebih jauh, memikirkan bagaimana dunia yang kita tinggali ini memiliki persediaan air, makanan, dan energi yang semakin menipis dan pemerintah harus bermain kotor untuk tetap memenuhi kebutuhan penduduknya. Menurut para ahli, skenario mimpi buruk ini akan terjadi tidak lama lagi dan kita tidak memiliki pilihan.
Sekarang ini masalahnya akan menjadi semakin besar dan besar. Mantan kepala penasihat ilmiah di Inggris baru-baru ini mencatat bahwa pemerintah sudah berpartisipasi dalam perampasan tanah untuk mengamankan hak-hak pertambangan. Ketika pertempuran untuk mengamankan pasokan air dan makanan telah benar-benar kick off (dimulai), kita akan memiliki dilema etika. Di satu sisi, mungkin akan mustahil untuk tetap menjadi pemain global utama tanpa menjadi semakin tak berperasaan. Gagasan seperti merawat kaum miskin, penegakan demokrasi, dan menghormati negara berdaulat mungkin harus diabaikan jika kita ingin hidup di atas permainan ekonomi – sebuah proses dimana para politisi menyebutnya sebagai “menjadi lebih seperti China.” Di sisi lain, jika kita memutuskan untuk mempertahankan rasa belas kasihan, kita mungkin berada dalam situasi dimana mantan negara adidaya sudah tidak berada lagi di pentas panggung dunia. Jika anda berpikir krisis ekonomi terpolarisasi opini publik, tunggu sampai kebenaran berita ini terjadi. Ini akan menjadi pertempuran demi masa depan dan eksistensi bangsa – dengan mata pencarian dari negara kita menjadi taruhannya.
3. Masa Depan Seks
Sejak manusia gua pertama kali menggunakan alat pertamanya untuk mengukir sesuatu yang berbau porno menjijikkan, sudah jelas bahwa sejarah manusia sebagian besar terdiri dari pemanfaatan teknologi baru untuk kepuasan seksual. Fotografi, sinematografi, internet, karet vulkanisir, dan mesin cetak, semua disalahgunakan sedemikian rupa tak berapa lama setelah ditemukan, dan masa depan pun sepertinya tidak akan ada yang berbeda. Bedanya secara visual akan terlihat lebih berkualitas.
Lebih jelasnya, saat ini kita sedang berbicara tentang robot pelacur, suatu konsep yang begitu menggelikan. Ini bukan hanya sekedar kata-kata. Ada kemungkinan yang sangat nyata bahwa tahun 2050 bisa menjadi sebuah dunia di mana prostitusi melibatkan manipulasi dalam kecerdasan buatan dan robotika untuk tujuan kesenangan. Saat ini kita telah membuat komputer yang hampir secerdas otak manusia, dan mungkin pada tahun 2030 komputer sudah menyamai kecerdasan kita. Coba bayangkan kemajuan yang besar dalam robotika ini dimanfaatkan oleh para pengusaha busuk untuk membuat tempat prostitusi otomatis yang pertama. Pada saat itu, akan terjadi benturan budaya. Ketika mesin bisa bermain dengan setiap fantasi kita, apakah kita menyambutnya dengan suka cita? Ataukah akan terjadi pertentangan besar-besaran yang mengerikan dari para penjaga moral? Seluruh pemahaman kita tentang seksualitas manusia mungkin akan berubah dalam waktu singkat, dan dampak dari pergeseran tersebut pasti akan sangat besar.
2. Masa Depan Makanan
Krisis daging mengacu pada cara kita secara global mencintai daging yang akhirnya dapat membawa malapetaka bagi seisi planet. Mulai negara maju hingga negara berkembang, konsumsi daging terus meningkat, dari rata-rata 20 kg per orang pada tahun 1990, sampai diprediksi 50 kg pada tahun 2030. Sejak kira-kira sepertiga dari tanah yang dapat digunakan di planet ini disisihkan untuk memelihara ternak, maka persediaan daging mulai melimpah. Kecuali kita ingin memperburuk perebutan sumber daya, kita harus mulai mencari alternatif – dan di sanalah kontroversi mulai masuk.
Banyak dari kita hidup dalam budaya yang benar-benar tidak menyukai gangguan dengan pilihan makanan kita. Ketika NYC berusaha untuk membatasi penjualan secara besar-besasan soda tahun lalu, reaksi yang terjadi sangat mengerikan. Jadi apa yang anda pikir akan terjadi ketika pemerintah mulai mendorong adanya daging buatan pada kita? Prediksi: orang akan merespon dengan cara yang sama persis setiap kali ada yang mencoba mendorong seseorang dengan sesuatu. Mereka akan bertahan dan bahkan mendorong balik dengan banyak kemarahan.
1. Kemiskinan Masal
Tinggal di negara-negara kaya dengan kelas menengah yang sedang berkembang, mungkin kebanyakan dari kita telah terbiasa membaca hal ini dengan tingkat kenyamanan tertentu. Namun, di Eropa dan Amerika, semua stabilitas tersebut akhirnya mulai memudar.
Dalam penelitian terbaru, Palang Merah Internasional menyatakan bahwa “sementara benua lain berhasil mengurangi kemiskinan, kemiskinan di Eropa justru bertambah,” sebelum ada catatan yang mengatakan bahwa masa depan Uni Eropa mungkin akan terjadi eksodus masal dan kemiskinan yang merata. Di benua seberang, sekitar setengah dari semua orang Amerika saat ini tinggal dalam batas kemiskinan, dan tren penurunan ini tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Sebagaimana kehidupan perlahan-lahan menjadi lebih baik bagi orang-orang di negara berkembang, kehidupan justru akan semakin buruk bagi negara-negara Barat, dan tampaknya itu adalah sesuatu yang kita akan harus membiasakan diri. Sekarang ini menjadi perdebatan bahwa sebagian besar anak-anak kelas menengah saat ini akan lebih buruk daripada orang tua mereka, sementara mereka yang berada di bagian bawah akan lebih buruk dari sebelumnya.
Dalam dekade yang tidak lama lagi, semua mimpi-mimpi kemakmuran dan peningkatan kelas sosial akan benar-benar menjadi mimpi. Dan itu akan menciptakan masa depan yang suram bagi banyak orang. Apakah kita akan melihat eksodus masal para kaum muda dan berbakat, seperti Portugal? Atau hanya akan ada kemarahan yang meluas dan menyebar pada ketidakadilan hidup? Saat ini kita tidak tahu.
10. Kematian Kebebasan Pribadi
Anda telah mendengar tentang Google Glass. Ini adalah komputer yang dapat dikenakan pada manusia dan sekilas terlihat seperti sebuah kacamata. Sebagian orang menyebutnya kacamata masa depan. Mengapa demikian? Karena dalam sekejap mata, alat ini mampu mengambil gambar, video atau melakukan banyak hal pintar lainnya. Dan ini bisa membuat hubungan sosialita menjadi lebih menjijikkan.
Masalahnya berasal dari teknologi pengenalan wajah. Penelitian telah menunjukkan bahwa teknologi ini dapat memilih orang-orang untuk keluar dari kerumunan dan menarik hampir apapun pada mereka – mulai dari gambar Facebook, nomor jaminan sosial, profil Linkedin dan banyak lagi, sehingga memiliki potensi besar untuk disalahgunakan, tetapi lebih dari itu, bisa dibayangkan berarti kematian kebebasan pribadi (privasi).
Bayangkan sebuah dunia di mana setiap orang yang berpapasan dengan anda, mereka dalam waktu singkat dapat mengetahui semua hal tentang anda, mulai dari alamat, nomor telepon sampai ke hal-hal yang sangat pribadi dan mungkin memalukan. Teman, kolega dan semua anggota keluarga anda akan terungkap, termasuk hal-hal yang anda rahasiakan selama ini dimana orang lain tidak boleh mengetahuinya. Terdengar seperti mimpi buruk? Nah, saat seseorang menggabungkan perangkat lunak pengenalan wajah dengan sesuatu seperti Google Glass, mimpi buruk tersebut mungkin akan menjadi kenyataan. Google sendiri saat ini menentang gagasan itu, tapi potensi itu dapat muncul suatu hari nanti . . . siapa yang tahu? Dan ketika itu terjadi, anda dapat mempersiapkan diri untuk ikut terlibat dalam perdebatan etika atau privasi.
9. Nasib Para Pengungsi Iklim Global
Meskipun anda berpikir bahwa perubahan iklim global yang diakibatkan oleh ulah manusia adalah omong kasing, namun tidak mungkin untuk menyangkal fakta bahwa planet ini semakin panas. Saat ini, kita berada dalam bencana karena kenaikan suhu yang hampir pasti mengenai seluruh negara dan membuat jutaan orang tergusur. Jadi pertanyaannya adalah: kemana semua orang-orang ini akan pergi?
Ini bukan hanya isu di kalangan akademis. Di suatu tempat seperti Bangladesh, akan menghadapi kemungkinan yang sangat nyata negara ini lenyap dalam 50 tahun ke depan, karena secara bertahap sekitar 30 juta orang penduduknya akan mengungsi ke suatu tempat. Rasanya tidak mungkin bagi pemerintah Bangladesh mampu mengatasi permasalahan ini. Jadi kemana mereka akan pergi? India? Tebakan bagus, tetapi India sudah membangun pagar kawat berduri khusus untuk menjaga orang-orang terlantar dari Bangladesh keluar. China? Yang benar saja. Jadi di mana?
Jawabannya adalah: Kita tidak tahu. Dan itu hanya salah satu sudut di Asia. Penelitian menunjukkan di mana saja, mulai dari 150 juta hingga satu miliar orang bisa menjadi pengungsi iklim global. Dengan jumlah yang luar biasa dari orang-orang yang tiba-tiba kehilangan tempat tinggal, hal-hal yang sangat buruk bisa saja mulai terjadi.
8. Siapa yang Memiliki Ruang Angkasa?
Sepertinya pertanyaan bodoh, pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh anak SD: “Siapa yang memiliki ruang angkasa?” Tapi kebodohan ini sebenarnya lebih rumit dari yang anda pikirkan. Dan mungkin saja akan menjadi materi utama perdebatan yang sengit.
Planetary Resources adalah perusahaan yang dimiliki oleh (antara lain) James Cameron dan Larry Page. Didirikan untuk tujuan tunggal yaitu menambang asteroid demi mineral berharga. Setelah mendapatkan teknologi yang dibutuhkan, ini adalah rencana yang bernilai miliaran dollar. Tapi tidak ada yang tahu apakah rencana ini legal atau tidak. Pertempuran besar sudah terjadi untuk menentukan apakah Cameron dan teman-temannya melanggar hukum internasional dengan manaruh klaim ke asteroid.
Berkilas balik, pada tahun 1967, sebagian besar negara menandatangani Perjanjian Luar Angkasa, yang menyatakan bahwa tidak ada bangsa yang dapat mengklaim setiap “benda langit.” Planetary Resources bukanlah bangsa melainkan perusahaan. Pengacara mereka berpendapat bahwa preseden tersebut sudah terjadi dengan dijual-belikannya batu bulan, sehingga asteroid seharusnya jadi permainan yang adil, sebuah klaim dimana hukum telah dibeli. Jika tim kuasa hukum Cameron menang, masa depan eksplorasi ruang angkasa mungkin akan menyebar hingga ke tepi tata surya, dengan tujuan tunggal meraih kekayaan sebanyak mungkin. Sebaliknya jika mereka kalah, seluruh ruang angkasa akan tetap seperti apa adanya saat ini, bebas dari motif keuntungan. Dengan Planetary Resources ingin memulai penambangan luar angkasa pada tahun 2030, itu adalah pilihan yang harus kita putuskan segera.
7. Tua vs Muda
Terima kasih kepada dekade perawatan medis canggih dan sanitasi modern, sehingga sebagian besar dari kita bisa hidup lebih lama dan lebih lama lagi. Bahkan, generasi Baby Boomer saat ini dapat mengharapkan untuk melewati usia pensiun yang panjang. Di Jepang sudah ada hampir tiga pensiunan untuk setiap anak di bawah 15, dimana empat dari 10 penduduk Jepang diperkirakan akan mencapai usia lebih dari 65 tahun pada tahun 2050. Dan biaya pensiun dari orang-orang ini jelas akan menjadi sangat besar.
Di Inggris, diperkirakan bahwa pengeluaran para pensiunan akan mencapai seperlima dari PDB pada 2060 – sebuah jumlah yang pada dasarnya tidak dapat disokong. Para ekonom di Eropa saat ini memprediksi abad pertumbuhan lamban berkat pergeseran demografis ini. Sementara di Amerika, pemerintah dihadapkan dengan pilihan belanja sekarang, atau kehilangan lebih ketika Baby Boomers mulai menyerah pada penyakit kronis. Ini adalah masalah yang berpotensi menimbulkan gejolak sosial yang sangat besar, karena politisi mulai memotong dana pelayanan publik bagi kaum muda atau mengundang imigran dalam jumlah besar imigran untuk membayar luapan pensiunan aktif ini secara ekonomi. Apakah masa depan kita menjadi kompetisi antara muda dan tua? Hanya waktu yang tahu.
6. Penyalahgunaan Virtual
Akhir tahun lalu, dua peneliti Belanda melayangkan ide kontroversial tentang bagaimana kita bisa berurusan dengan pedofilia di masa depan. Mengingat bahwa para penyalahguna akan mencari video anak-anak yang dieksploitasi, mereka beralasan lebih baik untuk melegalkan alternatif buatan daripada membiarkan pasar tumbuh untuk pelecehan anak-anak ini. Untuk tujuan tersebut, mereka menyarankan pemerintah untuk mulai membuat dan diam-diam memasarkan pornografi anak virtual.
Jika anda seperti kebanyakan orang, reaksi anda ketika membaca hal itu mungkin langsung merasa jijik. Tapi coba pikirkan kembali, jika terbukti bahwa jenis tertentu dari pedofil cenderung menyalahgunakan seseorang dengan cara seperti itu, bukankah akan masuk akal untuk memberikannya kepada mereka? Meskipun mungkin melawan setiap insting yang kita miliki, setidaknya ada baiknya kita mencoba? Atau apakah penciptaan sederhana dari gambar-gambar ini menjadi peregangan etis yang terlalu jauh? Karena CGI (kecerdasan buatan) semakin canggih dan menjadi semakin menyerupai manusia serta pemahaman ilmiah kita tentang seksualitas manusia terus berkembang, kemungkinan bahwa masalah ini akan muncul kembali akan semakin membesar.
5. Sebuah Perjalanan yang Mematikan
Anda mungkin masih ingat ketika fiksi ilmiah memperlihatkan banyak janji mulia bahwa kita akan memiliki koloni di Mars suatu saat nanti. Ada alasan yang sangat baik mengapa kita tidak melakukan perjalanan ke Mars saat ini. Teknologi yang kita miliki sekarang belum cukup untuk melindungi anda dari kematian. Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan ledakan besar dari radiasi matahari yang akan memusnahkan awak para penjelajah Mars. Tidak mengherankan jika NASA tidak terlalu berminat untuk mengambil resiko tersebut dan menolak untuk mengirim astronot kesana. Tapi ada satu hal: perusahaan swasta tidak memiliki keraguan semacam itu. Dan itulah masalahnya – bisakah kita benar-benar mengirim orang menuju kematian yang hampir pasti, bahkan jika mereka ingin pergi?
Sekarang, jawaban yang pasti adalah “ya.” Eksplorasi telah lama diidentikkan dengan pemberani nekat yang mempertaruhkan nyawa dan anggota tubuhnya untuk membawa ilmu pengetahuan baru. Tapi pernahkah anda menyadari bahwa telah terjadi bencana besar ketika mengeksplorasi ruang angkasa beberapa dekade lalu. Ingat bencana Hindenburg? Kala itu balon udara zeppelin meledak dan terbakar di udara membunuh seluruh penumpang dan awak, padahal telah diobservasi menjadi transportasi udara paling aman dan nyaman dibanding yang lain. Kemudian bencana pesawat ulang alik Challenger tahun 1986. Apa yang akan dilakukan oleh beberapa awak nanti berjuta-juta mil jauhnya dari rumah untuk mengeksplorasi ruang angkasa? Coba tebak? Mungkin pada tahun 2018 kita akan menemukan jawabannya.
4. Perebutan Sumber Daya Alam Secara Global
Rasanya kepala kita tidak bisa berpikir lebih jauh, memikirkan bagaimana dunia yang kita tinggali ini memiliki persediaan air, makanan, dan energi yang semakin menipis dan pemerintah harus bermain kotor untuk tetap memenuhi kebutuhan penduduknya. Menurut para ahli, skenario mimpi buruk ini akan terjadi tidak lama lagi dan kita tidak memiliki pilihan.
Sekarang ini masalahnya akan menjadi semakin besar dan besar. Mantan kepala penasihat ilmiah di Inggris baru-baru ini mencatat bahwa pemerintah sudah berpartisipasi dalam perampasan tanah untuk mengamankan hak-hak pertambangan. Ketika pertempuran untuk mengamankan pasokan air dan makanan telah benar-benar kick off (dimulai), kita akan memiliki dilema etika. Di satu sisi, mungkin akan mustahil untuk tetap menjadi pemain global utama tanpa menjadi semakin tak berperasaan. Gagasan seperti merawat kaum miskin, penegakan demokrasi, dan menghormati negara berdaulat mungkin harus diabaikan jika kita ingin hidup di atas permainan ekonomi – sebuah proses dimana para politisi menyebutnya sebagai “menjadi lebih seperti China.” Di sisi lain, jika kita memutuskan untuk mempertahankan rasa belas kasihan, kita mungkin berada dalam situasi dimana mantan negara adidaya sudah tidak berada lagi di pentas panggung dunia. Jika anda berpikir krisis ekonomi terpolarisasi opini publik, tunggu sampai kebenaran berita ini terjadi. Ini akan menjadi pertempuran demi masa depan dan eksistensi bangsa – dengan mata pencarian dari negara kita menjadi taruhannya.
3. Masa Depan Seks
Sejak manusia gua pertama kali menggunakan alat pertamanya untuk mengukir sesuatu yang berbau porno menjijikkan, sudah jelas bahwa sejarah manusia sebagian besar terdiri dari pemanfaatan teknologi baru untuk kepuasan seksual. Fotografi, sinematografi, internet, karet vulkanisir, dan mesin cetak, semua disalahgunakan sedemikian rupa tak berapa lama setelah ditemukan, dan masa depan pun sepertinya tidak akan ada yang berbeda. Bedanya secara visual akan terlihat lebih berkualitas.
Lebih jelasnya, saat ini kita sedang berbicara tentang robot pelacur, suatu konsep yang begitu menggelikan. Ini bukan hanya sekedar kata-kata. Ada kemungkinan yang sangat nyata bahwa tahun 2050 bisa menjadi sebuah dunia di mana prostitusi melibatkan manipulasi dalam kecerdasan buatan dan robotika untuk tujuan kesenangan. Saat ini kita telah membuat komputer yang hampir secerdas otak manusia, dan mungkin pada tahun 2030 komputer sudah menyamai kecerdasan kita. Coba bayangkan kemajuan yang besar dalam robotika ini dimanfaatkan oleh para pengusaha busuk untuk membuat tempat prostitusi otomatis yang pertama. Pada saat itu, akan terjadi benturan budaya. Ketika mesin bisa bermain dengan setiap fantasi kita, apakah kita menyambutnya dengan suka cita? Ataukah akan terjadi pertentangan besar-besaran yang mengerikan dari para penjaga moral? Seluruh pemahaman kita tentang seksualitas manusia mungkin akan berubah dalam waktu singkat, dan dampak dari pergeseran tersebut pasti akan sangat besar.
2. Masa Depan Makanan
Krisis daging mengacu pada cara kita secara global mencintai daging yang akhirnya dapat membawa malapetaka bagi seisi planet. Mulai negara maju hingga negara berkembang, konsumsi daging terus meningkat, dari rata-rata 20 kg per orang pada tahun 1990, sampai diprediksi 50 kg pada tahun 2030. Sejak kira-kira sepertiga dari tanah yang dapat digunakan di planet ini disisihkan untuk memelihara ternak, maka persediaan daging mulai melimpah. Kecuali kita ingin memperburuk perebutan sumber daya, kita harus mulai mencari alternatif – dan di sanalah kontroversi mulai masuk.
Banyak dari kita hidup dalam budaya yang benar-benar tidak menyukai gangguan dengan pilihan makanan kita. Ketika NYC berusaha untuk membatasi penjualan secara besar-besasan soda tahun lalu, reaksi yang terjadi sangat mengerikan. Jadi apa yang anda pikir akan terjadi ketika pemerintah mulai mendorong adanya daging buatan pada kita? Prediksi: orang akan merespon dengan cara yang sama persis setiap kali ada yang mencoba mendorong seseorang dengan sesuatu. Mereka akan bertahan dan bahkan mendorong balik dengan banyak kemarahan.
1. Kemiskinan Masal
Tinggal di negara-negara kaya dengan kelas menengah yang sedang berkembang, mungkin kebanyakan dari kita telah terbiasa membaca hal ini dengan tingkat kenyamanan tertentu. Namun, di Eropa dan Amerika, semua stabilitas tersebut akhirnya mulai memudar.
Dalam penelitian terbaru, Palang Merah Internasional menyatakan bahwa “sementara benua lain berhasil mengurangi kemiskinan, kemiskinan di Eropa justru bertambah,” sebelum ada catatan yang mengatakan bahwa masa depan Uni Eropa mungkin akan terjadi eksodus masal dan kemiskinan yang merata. Di benua seberang, sekitar setengah dari semua orang Amerika saat ini tinggal dalam batas kemiskinan, dan tren penurunan ini tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Sebagaimana kehidupan perlahan-lahan menjadi lebih baik bagi orang-orang di negara berkembang, kehidupan justru akan semakin buruk bagi negara-negara Barat, dan tampaknya itu adalah sesuatu yang kita akan harus membiasakan diri. Sekarang ini menjadi perdebatan bahwa sebagian besar anak-anak kelas menengah saat ini akan lebih buruk daripada orang tua mereka, sementara mereka yang berada di bagian bawah akan lebih buruk dari sebelumnya.
Dalam dekade yang tidak lama lagi, semua mimpi-mimpi kemakmuran dan peningkatan kelas sosial akan benar-benar menjadi mimpi. Dan itu akan menciptakan masa depan yang suram bagi banyak orang. Apakah kita akan melihat eksodus masal para kaum muda dan berbakat, seperti Portugal? Atau hanya akan ada kemarahan yang meluas dan menyebar pada ketidakadilan hidup? Saat ini kita tidak tahu.
0 komentar:
Posting Komentar