Byuurrrr… olah raga yang satu ini
merupakan salah satu olah raga yang cukup populer di negeri kita,
sebenarnya tidak ada batasan khusus untuk olah raga ini. Segala
tingkatan baik usia maupun golongan dapat dengan mudah mengikutinya.
Dari segi manfaat jelas tidak kalah hebatnya dengan olah raga yang
lainnya, bahkan beberapa penyakit dapat disembuhkan dengan terapi
melalui olah raga ini.
Renang…
perkembangannya di negeri kita rupanya mempunyai kisah tersendiri,
itulah yang terekam oleh sejarah. Pendudukan kolonial Belanda telah
memberi warna tersendiri bagi renang. Ulasan berikut saya kutip dari Organisasi Renang Indonesia (PB. PRSI).
Sejak sebelum kemerdekaan, di negara
kita telah ada beberapa kolom renang yang indah dan baik. Akan tetapi
pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk belajar
berenang tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap kolam renang yang
dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja.
Memang
waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat banyak,
akan tetapi harga tiket masuk sedemikian tingginya, sehinggara para
pengunjung tertentu tidak bisa membayar tiket masuk untuk berenang.
Salah
satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah tahun 1900
adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun
1904. Sesuai dengan tempat kelahiran kolam renang Cihampelas, maka awal
dari kegiatan olahraga renang di Indonesia dapat dikatakan mulai dari
Bandung.
Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya
juga mendirikan perkumpulan-perkumpulan berenang dalam tahun yang sama.
Kemudian barulah di tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau
Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada tahun 1927 berdiri pula Oost
Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa Timur yang beranggotakan
kota-kota seperti : Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar dan Lumajang.
Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah.
Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu, rekor-rekornya juga menjadi rekor di
negeri Belanda.
Dalam tahun 1934,
peloncat indah masing-masing Haasman dan Van de Groen, berhasil keluar
sebagai juara pertama dan kedua dalam nomor-nomor papan 3 meter dan
menara. Pada Far Eastern Games di Manila, Philipina (kini kegiatan itu
berkembang menjadi Asian Games sejak tahun 1951). Kedua peloncat itu
juga menjadi utusan Hindi Belanda.
Di
tahun 1936, Pet Stam seorang Hindia Belanda berdasarkan rekornya
0:59.9 untuk 100 meter gaya bebas yang dicatat di kolam renang
Chiampelas Bandung, berhasil dikirim untuk ambil bagian dalam Olimpiade
Berlin atas nama negeri Belanda. Dua orang peloncat indah
masing-masing Haasman di bagian putera dan Kiki Heckle turut pula ambil
bagian dalam Olimpiade Berlin, dimana peloncat putri menduduki urutan
ke 8.
Hingga tahun 1940,
Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah beranggotakan 12.00
perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 – 1945, kesempatan
untuk bisa berenang bagi bangsa Indonesia semakin besar. Oleh karena
pemerintahan pendudukan Jepang, membuka seluruh kolam renang di tanah
air untuk masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan olahraga
renang di tanah air praktis menurun, karena saat itu bangsa Indonesia
dalam kancah perjuangan melawan penjajah.
Bandung
ternyata merupakan awal kegiatan renang di Indonesia, dengan kolam
renangnya Cihampelas. Walaupun terbuka untuk umum, dengan dikenai tiket
warga pribumi saat itu jelas akan memilih untuk berenang di
sungai…saat ini hampir di semua kota / kabupaten mungkin telah memiliki
kolam renang sendiri baik itu bertujuan sebagai tempat rekreasi mapun
prestasi, untuk tiket masukpun relatif dapat terjangkau.
0 komentar:
Posting Komentar