BERHATI-HATILAH terhadap penyakit radang otak atau
yang dalam ilmu kedokteran dikenal dengan meningitis. Kasus ini di
antaranya dialami Giska, putri sulung artis Dewi Yull. Setelah berjuang
selama tiga bulan untuk melawannya, Giska pun mengembuskan napas
terakhir.
Dokter umum di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) dr. Boy Zaghlul Zaini mengatakan, meningitis adalah radang pada selaput otak. ’’Serangan meningitis ini disebabkan bakteri dan virus, dan terkadang gejalanya susah dikenali,” katanya.
Meningitis terjadi apabila bakteri yang menyerang menjadi ganas ditambah kondisi daya tahan tubuh yang tidak baik. Kemudian kuman masuk aliran darah, berlanjut ke selaput otak. Bila sudah menyerang selaput otak (meningen) dan terjadi infeksi, maka disebut meningitis.
Boy mengatakan, bakteri yang menyebabkan radang otak ini adalah bakteri spesifik seperti kuman TBC serta dapat juga oleh bakteri nonspesifik seperti kuman pneumococcus dan hemophilius influenza.
Infeksi ini umumnya terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Orang dewasa juga sangat mungkin terkena penyakit ini. Biasanya disertai melemahnya imun.
Radang otak sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini bisa menular. Di mana, kuman penyebab gangguan ini bisa berpindah dari satu orang ke lainnya.
’’Kuman masuk melalui pembuluh darah sampai selaput otak. Biasanya merupakan komplikasi penyakit lain. Sebagai contoh TBC,” kata Boy yang juga ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Bandarlampung ini.
Ada beberapa kasus meningitis yang diawali pemencetan jerawat dan pencabutan bulu hidung.
Boy mengatakan, bukan jerawat atau pencabutan bulu hidung yang menyebabkan radang otak. Namun karena kuman dari infeksi yang disebabkan jerawat yang dicongkel-congkel atau pencabutan bulu hidung itu sendiri.
’’Muka adalah daerah yang sangat rawan untuk otak. Seperti jerawat yang ada di dahi, kita congkel-congkel, lalu terjadi infeksi. Kuman akan masuk pembuluh darah dan sampai di pembuluh darah otak. Karena letak pembuluh darah di dahi yang dekat dengan otak,” papar Boy.
Gejala klinis dari meningitis ini dapat berupa panas tinggi, muntah-muntah hebat, nafsu makan menurun, kejang, leher kaku, kesadaran menurun, sampai koma. ’’Leher kaku atau kaku kuduk ini merupakan ciri khas dari radang otak, yang menyebabkan leher tidak dapat ditekuk,” kata Boy.
Radang otak ini perlu segera ditangani untuk mencegah kerusakan otak dan kematian. Jika sembuh, penyakit ini sering memperlihatkan gejala sisa berupa kelumpuhan, tuli, bicara kurang bagus, keterbelakangan mental, dan lain-lain.
Untuk mengetahui penyakit ini, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Seperti pemeriksaan darah dan cairan otak yang diambil dari sumsum tulang belakang.
’’Kesalahan yang terjadi pada masyarakat saat ini adalah mereka tidak mau melakukan pemeriksaan. Masyarakat beranggapan hal itu akan menyebabkan kelumpuhan. Padahal bila tidak cepat ditanggulangi, penyakit ini dapat berakibat fatal,” tukasnya.
Dokter umum di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) dr. Boy Zaghlul Zaini mengatakan, meningitis adalah radang pada selaput otak. ’’Serangan meningitis ini disebabkan bakteri dan virus, dan terkadang gejalanya susah dikenali,” katanya.
Meningitis terjadi apabila bakteri yang menyerang menjadi ganas ditambah kondisi daya tahan tubuh yang tidak baik. Kemudian kuman masuk aliran darah, berlanjut ke selaput otak. Bila sudah menyerang selaput otak (meningen) dan terjadi infeksi, maka disebut meningitis.
Boy mengatakan, bakteri yang menyebabkan radang otak ini adalah bakteri spesifik seperti kuman TBC serta dapat juga oleh bakteri nonspesifik seperti kuman pneumococcus dan hemophilius influenza.
Infeksi ini umumnya terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Orang dewasa juga sangat mungkin terkena penyakit ini. Biasanya disertai melemahnya imun.
Radang otak sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini bisa menular. Di mana, kuman penyebab gangguan ini bisa berpindah dari satu orang ke lainnya.
’’Kuman masuk melalui pembuluh darah sampai selaput otak. Biasanya merupakan komplikasi penyakit lain. Sebagai contoh TBC,” kata Boy yang juga ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Bandarlampung ini.
Ada beberapa kasus meningitis yang diawali pemencetan jerawat dan pencabutan bulu hidung.
Boy mengatakan, bukan jerawat atau pencabutan bulu hidung yang menyebabkan radang otak. Namun karena kuman dari infeksi yang disebabkan jerawat yang dicongkel-congkel atau pencabutan bulu hidung itu sendiri.
’’Muka adalah daerah yang sangat rawan untuk otak. Seperti jerawat yang ada di dahi, kita congkel-congkel, lalu terjadi infeksi. Kuman akan masuk pembuluh darah dan sampai di pembuluh darah otak. Karena letak pembuluh darah di dahi yang dekat dengan otak,” papar Boy.
Gejala klinis dari meningitis ini dapat berupa panas tinggi, muntah-muntah hebat, nafsu makan menurun, kejang, leher kaku, kesadaran menurun, sampai koma. ’’Leher kaku atau kaku kuduk ini merupakan ciri khas dari radang otak, yang menyebabkan leher tidak dapat ditekuk,” kata Boy.
Radang otak ini perlu segera ditangani untuk mencegah kerusakan otak dan kematian. Jika sembuh, penyakit ini sering memperlihatkan gejala sisa berupa kelumpuhan, tuli, bicara kurang bagus, keterbelakangan mental, dan lain-lain.
Untuk mengetahui penyakit ini, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Seperti pemeriksaan darah dan cairan otak yang diambil dari sumsum tulang belakang.
’’Kesalahan yang terjadi pada masyarakat saat ini adalah mereka tidak mau melakukan pemeriksaan. Masyarakat beranggapan hal itu akan menyebabkan kelumpuhan. Padahal bila tidak cepat ditanggulangi, penyakit ini dapat berakibat fatal,” tukasnya.
0 komentar:
Posting Komentar