Sabtu, 12 April 2014

Agum Gumelar Mengajak Tidak Pilih Prabowo Subianto dari Gerindra

Agum Gumelar Mengajak Tidak Pilih Prabowo
Agum Gumelar Mengajak Tidak Pilih Prabowo

Agum Gumelar Mengajak Tidak Pilih Prabowo 
Laporan: Ade Mulyana RMOL.

Sosok Prabowo Subianto memiliki nilai minus di mata Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar. Menurut Agum, Prabowo Subianto tidak layak memimpin Indonesia. "Saya tahu persis siapa dia. Karena bekas anak buah saya. Jangankan menjadi presiden, untuk mencalonkan diri sebagai presiden saja harusnya dia malu," kata Agum yang tak lain adalah bekas komandan Prabowo saat berdinas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus). 


Agum Gumelar Mengajak Tidak Pilih Prabowo Sugianto dari Gerindra
"Berawal pada kasus 98, sebuah kasus yang terjadi di jajaran Kopassus penculikan beberapa aktifis terjadi. Pada kasus ini, Prabowo lah tersangkanya," sambung dia. Agum mengatakan kasus penculikan beberapa aktifis ini mendapat reaksi cukup keras dari dunia internasional. Kerjasama Indonesia dengan beberapa negara luar diputus. Saat itu Pimpinan ABRI, kata Agum, langsung melakukan penyelidikan terhadap kasus yang masuk katagori pelanggaran berat. 

Harusnya kasusnya ditangani Mahkamah Militer, namun karena beberapa faktor tidak dilakukan. Untuk melanjutkan pemeriksaan, petinggi ABRI membentuk Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang beranggotakan beberapa perwira berpangkat Letnan Jendral (Letjen), diantaranya diisi Agum dan SBY. Dalam pemeriksaan, DKP menyimpulkan dalam bentuk rekomendasi panglima ABRI untuk memberhentikan Prabowo Subianto Djojohadikusumo yang saat itu berpangkat Letnan Jendral (Letjen). 

Agum Gumelar Mengajak Tidak Pilih Prabowo Sugianto dari Gerindra
Agum Gumelar Mengajak Tidak Pilih Prabowo Sugianto dari Gerindra

Agum yang merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1969 menegaskan apa yang dikatakannya bukan untuk menggiring pemilih untuk tidak memilih Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu. Tapi hanya mengingatkan, layak atau tidak layak seseorang dipilih sebagai presiden. "Silahkan mau pilih siapa, dari mana, silahkan. Inikan demokrasi. 


Tapi yang mengerti harus mengingatkan yang tidak mengerti, karena masa depan bangsa ini jadi taruhannya," tegas suami dari Linda Amelia Sari yang pernah menjabat Menteri Perhubungan era Gusdur ini.

5 komentar: