Minggu, 13 April 2014

Nasdem akan Ajukan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Jokowi


Nasdem Bakal Ajukan Jusuf Kalla sebagai Cawapres?
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Enggartiasto Lukito mengatakan, politikus senior Partai Golongan Karya (Golkar), Jusuf Kalla (JK), memiliki kecocokan ideologi dengan Partai Nasdem. Akan tetapi, apakah partainya akan mengajukan JK sebagai bakal calon wakil presiden atau tidak, itu tergantung kepada Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh. 

"Cocok aja cocok. Boleh. Siapa saja boleh," kata Enggar, di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Jumat (11/4/2013) malam. 

Selain menunggu keputusan resmi Surya sebagai ketua umum, kata Enggar, JK juga harus mendapatkan dukungan dari calon presiden yang akan meminangnya. 

"Untuk mencapai ke sana itu masih banyak hal yang kami bicarakan dengan partai yang lain," kata Enggar. 

Ia mengatakan, meski ada desakan dari pengurus daerah Nasdem agar JK diajukan sebagai bakal cawapres, semuanya tergantung keputusan Surya Paloh. Hingga saat ini, katanya, Nasdem belum memiliki nama yang akan diajukan kepada partai mitra koalisi. 

"Yang bersyukur, kami tidak ada nama, makanya kita enggak ada beban," kata Enggar. 

Sebelumnya, Wakil Presiden RI 2004-2009 Jusuf Kalla mendatangi Kantor DPP Partai Nasdem di Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (11/4/2014) malam. Datang dengan mobil Lexus berwarna hitam pada pukul 17.40 WIB, politikus senior Partai Golkar itu mengatakan ingin bersilaturahim dengan Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh.


Referensi Berita

NasDem Resmi Dukung Jokowi, Siapa Wapresnya?
Partai Nasional Demokrat akhirnya menyatakan dukungannya kepada calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo. Dengan dukungan ini, calon presiden PDI Perjuangan dan Nasdem sama: Jokowi. “Kami ingin memperkuat sistem pemerintahan presidensial,” kata Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, di kantor NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu, 12 April 2014. (Baca: NasDem Resmi Berkoalisi dengan PDI Perjuangan )

Menurut Paloh, NasDem memberikan dukungan itu dengan perasaan gembira. Paloh sebelumnya menyatakan partainya dan PDI Perjuangan memiliki kedekatan personal dan ideologi yang sama sehingga soal ideologi tidak perlu dibahas lagi.

Surya mengatakan pertemuannya dengan Jokowi hari ini belum membicarakan terkait calon wakil presiden.  Menurut dia, tak menutup kemungkinan partainya juga memberi masukan terkait calon wakil presiden, baik dari internal NasDem atau luar. Namun, sampai kini belum ada keputusan cawapres yang disodorkan ke Jokowi.

Jumat kemarin, Paloh mengatakan partainya mempertimbangkan mengajukan Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden, sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi. "Kami coba dan timbang-timbang demi kepentingan besar bersama," ujar dia.

Menurut Paloh, Jokowi membutuhkan calon wakil presiden yang cocok dan harus bisa menjaga harmonisasi hubungan di internal pemerintah sehingga tidak terjadi persoalan internal yang merugikan rakyat. "Tentu semua tidak ingin ada fenomena seperti kepala daerah yang tidak harmonis," ujarnya.

Saat ini, Jusuf Kalla semakin intens berkomunikasi dengan petinggi NasDem. Meskipun membantah pertemuannya dengan Surya, pada Jumat kemarin, kala membahas peluangnya diusung NasDem, JK menganggap koalisi NasDem-PDIP sangat cocok. Paloh saat menjadi Dewan Penasehat Golkar, kata JK, sudah kerap menjalin komunikasi dengan PDIP. "Jadi, sangat cocok lah," kata Jusuf Kalla, Jumat, 11 April 2014.

Paloh tak mempermasalahkan bila PDI Perjuangan juga melakukan komunikasi politik dengan partai lain. Menurut dia, pembicaraan dengan PDIP juga belum membahas terkait posisi menteri dan kabinet. Kalau di minta, kata Paloh, NasDem bersedia menyodorkan nama-nama terbaik. "Kami punya kader-kader terbaik yang bisa ditempatkan di posisi yang tepat," kata bos NasDem ini.

Hasil perhitungan cepat menunjukan PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu dengan suara 18-20 persen. Sedangkan posisi NasDem berkisar 6-7 persen. Sedangkan presidential threhold atau syarat partai mengusung calon presiden adalah 25 persen suara hasil pemilu legislatif atau 20 persen kursi di DPR.


Jusuf Kalla: koalisi NasDem-PDIP cocok
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kallaberpendapat koalisi partai politik antara Partai NasDem dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam Pemilu Presiden nanti dinilai cocok karena masing-masing ketua umum partai sudah sejak lama menjalin komunikasi dengan baik.

"Cocok dong. Dulu waktu Surya Paloh masih di Golkar sama saya, ingat tidak, Surya sebagai Ketua Dewan Penasihat kan selalu berhubungan dengan PDIP. Dia (Surya, red) yang menjembatani hubungan antara Golkar dan PDIP," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di DPP Partai NasDem, Jakarta, Jumat.

Terkait ketersediaanya bila dicalonkan oleh NasDem sebagai cawapres, jawab JK, nantilah itu akan dibicarakan. Namun demikian, dirinya selalu siap diusung sebagai cawapres bila untuk bangsa dan negara. 

"Apapun itu, selama tujuannya untuk kepentingan bangsa," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.

Ketika ditanyakan tentang koalisi antara PDIP, NasDem dan PKB serta pengusungan dirinya, jawab JK, hal itu akan dilihat terlebih dahulu.

"Saya belum berbicara dengan Cak Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar). Kan bukan saya yang menentukan. Yang menentukan itu kan Bu Mega, pak Surya Paloh dan Cak Imin," kata JK.

0 komentar:

:) :( ;) :D ;;-) :-/ :x :P :-* =(( :-O X( :7 B-) :-S #:-S 7:) :(( :)) :| /:) =)) O:-) :-B =; :-c :)] ~X( :-h :-t 8-7 I-) 8-| L-) :-a :-$ [-( :O) 8-} 2:-P (:| =P~ :-? #-o =D7 :-SS @-) :^o :-w 7:P 2):) X_X :!! \m/ :-q :-bd ^#(^ :ar!

Posting Komentar