Muslim Rohingya vs Kebisuan Dunia ---Belum lama ini,
Presiden Myanmar, Thein Sein, menyatakan, kaum Muslim Rohingya harus
diusir dari negara itu dan dikirim ke kamp pengungsian Persatuan
Bangsa-Bangsa (PBB). Ia menolak mengakui komunitas Muslim Rohingya yang
berjumlah hampir satu juta jiwa. Usulan kebijakan pengusiran terhadap
kaum Muslim Rohingya ini diprotes keras sebagian kalangan. Langkah itu
dinilai sebagai upaya penghapusan etnis di Myanmar.
Kebisuan Dunia Terhadap Muslim Rohingya
Diskriminapi dan permasalahan muslim Rohingya ini sebenarnya sudah terjadi puluhan tahun, dan situasi terpanas terjadi pada bulan Juni 2012 lalu. Bentrokan antara kaum Rohingya yang Muslim dan etnik Rakhine mengakibatkan paling tidak 80 orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi.
Setelah puluhan tahun mengalami diskriminasi, kaum Rohingya kini tidak punya negara atau stateless. Myanmar pun membatasi gerak mereka dan tidak memberi hak atas tanah, pendidikan dan layanan publik, demikian dikatakan PBB.
Suku Rohingya yang kehadirannya di Myanmar dan Bangladesh ditolak selama bertahun-tahun menyebabkan banyak diantara mereka yang bermigrasi ke Malaysia atau Thailand. Diperkirakan ada 300 ribu orang yang tinggal di dua negara tersebut.
Jika melihat keadaan diatas, sangat terlihat sekali bahwa permasalahan Rohingya ini sudah terjadi lama. Namun dunia tetap membisu dan sepertinya tidak perduli kepada masalah status Rohingya.
Kebisuan Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi merupakan seorang tokoh oposisi, sekaligus peraih Nobel Perdamaian Myanmar juga ikut membisu terhadap terhadap persoalan yang menimpa Muslim Rohingya. Kekuatan oposisi Myanmar yang dipimpin Suu Kyi juga terkesan menghindar dari persoalan tersebut. Dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Swiss, bulan lalu, Suu Kyi menyatakan tidak tahu bahwa Muslim Rohingya adalah warga negara Myanmar.
Indonesia dan Muslim Rohingya
Secara muslim, maka Indonesia dan Muslim Rohingya adalah bersaudara. Setidaknya hal ini sudah di tunjukkan dengan penerimaan dan pertolongan yang baik terhadap salah satu perahu pengungi Rohingya yang terdampar di Aceh beberapa waktu lalu. Mereka menangis dalam kelehan dan ketakutan. Beberapa delegasi dari LSM maupun partai politik juga sudah dikirim ke Myanmar untuk menyikapi masalah ini. Walupun sikap dari pemerintah Indonesia sendiri, baik sebagai negara dengan mayoritas muslim maupun petinggi Asean, sepertinya belum begitu terdengar.
Semoga pemerintah Indonesia bisa memberikan solusi terbaik untuk saudara kita Rohingya, baik sebagai sesama muslim, maupun sebagai sesama manusia.
"Jika ada negara ketiga yang mau menerima mereka. Kami akan mengambil tanggung jawab atas suku-suku etnik kami, tapi tidak mungkin menerima orang-orang Rohingya yang masuk secara ilegal, yang bukan termasuk etnik Myanmar,"Alasan utama pemerintah Myanmar membuat keputusan seperti ini, karena mereka menganggap Rohingya adalah imigran gelap dan bukan warga asli meskipun telah tinggal di negara itu sejak beberapa generasi sebelumnya. Dalam hal ini, Indonesia jauh lebih baik dalam pemeliharaan etnis sebagai suatu kekayaan bangsa.
Kebisuan Dunia Terhadap Muslim Rohingya
Diskriminapi dan permasalahan muslim Rohingya ini sebenarnya sudah terjadi puluhan tahun, dan situasi terpanas terjadi pada bulan Juni 2012 lalu. Bentrokan antara kaum Rohingya yang Muslim dan etnik Rakhine mengakibatkan paling tidak 80 orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi.
Setelah puluhan tahun mengalami diskriminasi, kaum Rohingya kini tidak punya negara atau stateless. Myanmar pun membatasi gerak mereka dan tidak memberi hak atas tanah, pendidikan dan layanan publik, demikian dikatakan PBB.
Suku Rohingya yang kehadirannya di Myanmar dan Bangladesh ditolak selama bertahun-tahun menyebabkan banyak diantara mereka yang bermigrasi ke Malaysia atau Thailand. Diperkirakan ada 300 ribu orang yang tinggal di dua negara tersebut.
Jika melihat keadaan diatas, sangat terlihat sekali bahwa permasalahan Rohingya ini sudah terjadi lama. Namun dunia tetap membisu dan sepertinya tidak perduli kepada masalah status Rohingya.
Kebisuan Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi merupakan seorang tokoh oposisi, sekaligus peraih Nobel Perdamaian Myanmar juga ikut membisu terhadap terhadap persoalan yang menimpa Muslim Rohingya. Kekuatan oposisi Myanmar yang dipimpin Suu Kyi juga terkesan menghindar dari persoalan tersebut. Dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Swiss, bulan lalu, Suu Kyi menyatakan tidak tahu bahwa Muslim Rohingya adalah warga negara Myanmar.
Indonesia dan Muslim Rohingya
Secara muslim, maka Indonesia dan Muslim Rohingya adalah bersaudara. Setidaknya hal ini sudah di tunjukkan dengan penerimaan dan pertolongan yang baik terhadap salah satu perahu pengungi Rohingya yang terdampar di Aceh beberapa waktu lalu. Mereka menangis dalam kelehan dan ketakutan. Beberapa delegasi dari LSM maupun partai politik juga sudah dikirim ke Myanmar untuk menyikapi masalah ini. Walupun sikap dari pemerintah Indonesia sendiri, baik sebagai negara dengan mayoritas muslim maupun petinggi Asean, sepertinya belum begitu terdengar.
Semoga pemerintah Indonesia bisa memberikan solusi terbaik untuk saudara kita Rohingya, baik sebagai sesama muslim, maupun sebagai sesama manusia.
0 komentar:
Posting Komentar